Friday, October 26, 2012

Biarkan anak belajar mandiri

Mendidik anak adalah seperti memelihara pepohonan.Setelah menanamnya kita harus berhati-hati untuk tidak memberinya pupuk dan air terlalu banyak, karena akarnya justru akan membusuk.Alam lingkungan kita telah ada airnya, sinar matahari dan udara segar yang akan memlihara tanaman tersebut.Hal ini terjadi sama dengan membesarkan anak.
Orang tua melahirkan anak dan alam yang akan memeliharanya, karena alam itu penuh kasih sayang.
Apabila kita teramat menyayangi atau bahkan memanjakan dan penuh kekhawatiran, maka kita justru sebenarnya secara tidak sadar akan menjerumuskan bahkan mungkin anak akan tersiksa batinnya karena penuh batasan dan larangan.

Terkadang karena kita sangat menyayangi, saat anak kita bertengkar dengan teman seusianya orang tua sampai harus ikut campur.Biarkanlah, karena mereka itu baru memulai menghayati hidup bersosialisasi.
Biarkan anak kita menikmati masa kecil sepuas hatinya, dan jangan pernah memaksakan pencapain yang tinggi kepada anak hanya untuk memuaskan batin kita.Seperti menuntut anak kita menjadi ranking satu di sekolahnya.Karena setiap anak ada batas kemampuan masing-masing. 
Banyak anak yang dipaksa pintar di sekolah, namun tidak cakap hidup bermasyarakat setelah lulus, karena anak telah dipolakan oleh jadwal belajar tanpa didewasakan oleh proses alam yang wajar semasa kanak-kanaknya.Bahkan segalanya haru diatur, dibantu, dan diarahkan sampai dewasa.

Ingat, kekhawatiran yang berlebihan dan pemaksaan keinginan orang tua kepada anak justru akan membebani batin anak.Sehingga kehidupan kemudian hari penuh ketergantungan dan kecemasan.

No comments:

Post a Comment